Selasa, 12 Agustus 2014

Fenomena Jilboobs. Tentang mereka, Pelacur teriak Pelacur.




Peringatan:


  • Tulisan gue frontal, gue ga tanggung jawab kalo nantinya ada pihak yang merasa tersinggung atas tulisan ini. Jika merasa gampang tersinggung, JANGAN LANJUTKAN BACA tulisan ini.
  • Sifat tulisan ini universal, gue ga nyinggung perseorangan, tapi jika ada yang kurang berkenan, di awal artikel ini gue MEMINTA MAAF sebesar-besarnya untuk pihak yang merasa dirugikan atas tulisan gue ini.
  • Ini murni unek-unek gue selama beberapa hari belakangan ini tentang fenomena yang terjadi di sekeliling gue sendiri.

Cekidot !!!! 



  Alkisah dua orang hawa yang sudah bersahabat sedari masing-masing berada di dalam janin ibundanya , mereka saling perhatian satu-sama lain, tak pernah terlupa pertukaran kabar intens diantara keduanya, seperti menayangkan apa yang ibundanya konsumsi lewat BBm, Path, ataupun mem-videokan ulah ayahnya yang modus kambing, ketika telinga ayahnya di tempelkan ke perut sang ibunda dan bertingkah autis dengan sambil meremas pantat ibundanya yang lalu diunggahnya melalui medsos Vine dan Youtube.

 Sebut saja kedua gadis yang beranjak belia bersama itu Kutu dan Kupret. Karena desakan ekonomi yang terlalu ketat, Kutu harus berusaha membantu finansial kedua orangtuanya, mulai dari berjualan rokok di pinggir jalan, walaupun tak pernah laku. Karena Kutu tak pernah tahu, kalau berjualan di pinggir jalan tol adalah sia-sia.

 Berbeda 180' dengan kehidupan sahabat kecilnya, Kupret tumbuh di lingkungan estate, bergelimang harta, sampai-sampai ia harus membeli sendiri helikopter pribadi jika ingin keluar pintu rumahnya menuju gerbang depan. Selanjutnya ia menaiki elang sakti hadiah ulang tahun papahnya yang siap mengantarkan Kupret kemanapun dia mau.

Sampai di satu saat mereka berada di satu lokalisasi yang sama, lokasi prostitusi. Yang membedakan adalah Kutu "bekerja" dengan menyewakan jasa untuk mencukupi kebutuhan finansialnya, sementara Kupret menjadi CEO sekaligus owner pengelola tempat lokalisasi tersebut.

Ketika mereka bertemu, Kupret yang melihat nasib dan keadaan sahabat masa kecilnya. Ia menasihati Kutu habis-habisan kalau bekerja di tempat ini tidaklah benar, walaupun dengan dalih ekonomi dan keluarga yang Kutu tanggung.

Worth it guys !

Jadi gini,

Fenomena kambing menuduh kambing lain sebagai pengutil rumput tetangga hanya dikarenakan kambing yang dituduh berbulu hitam sekarang banyak gue temuin dimana-mana.

Nah dalam kasus Jilboobs ini, gue bakalan tulis semua unek-unek di otak gue yang ga pernah abis pikir kenapa fenomena ini gampang banget ngejamur kaya roti tawar yang sengaja di buka dari kemasannya, yang di simpen di udara terbuka, bahkan bisa lebih cepat menyebar fenomena ini karena kita sekarang berada di jaman dimana seorang wanita jauh lebih panik dan histeris ketika gadgetnya hilang dibanding saat keperawanannya hilang. Kita berada di jaman dimana media virtual lebih berperan penting dibanding nasihat orang tua.

Gue gedeg, empet, mual pagi-pagi, ngidam mangga muda, pengen foto bareng Chua Kotak. Ini semua di sebabkan kehamilan gue yang udah masuk usia 11bulan jalan-jalan. But sebentar, kayanya ada yang salah deh..

*Cek isi celana dalem

.......

Kampret, Gue kan cowo, kenapa isi hati gue malah tercurah di artikel ini.

OK, kita abaikan satu bait paragraf tentang kehamilan gue ini.

Ini yang bener:

 Gue kesel, sekesel-keselnya power ranger yang udah kalahin monster dan pasti itu monster berubah jadi gede yang maksa gue manggil Megazord. Ini apa sih? analogi gue absurd.

 Gue dongkol. Liat cibiran mereka di beranda fb,ocehan di twitter... Para wanita yang membaca/melihat kabar yang langsung mencibir dan berkata negatif sekaligus memandang sinis pada wanita yang terkena sindrom Jilboobs ini.

 Bisa kan yah beri pengertian baik-baik tentang cara berhijab yang benar sesuai syar'i tanpa mencibir, tanpa memandang sinis, tanpa berkomentar miring. Malah menurut gue, mereka yang berjilboobs malah satu langkah lebih baik dari mereka yang tahu hukum agama tentang hijab tapi tak menjalankannya. Kenapa gue bisa nulis gini?

Okay girls, kita analogikan dengan mudah sekarang, pilih mana diantara:

- Orang yang ikut menyumbang sedikit recehnya untuk pengemis karena ikut-ikutan temennya yang lebih dahulu menyumbang.

atau

- Menerobos lampu merah di perempatan jalan ketika jalanan sepi.

Pilih mana? Hayoo Jujur !

Gue melihat mereka yang berjilboobs tinggal dirapihkan pengertian tata cara berhijab syar'i aja kok, ga perlu lagi beralasan " Belum siap". Kata andalan muslimah modern saat ini.

 Dan lagi, gue kesel bin dongkol sama mereka yang bisa mencibir, karena mereka langsung serta merta memposisikan dirinya seolah jauh lebih baik dari si-wanita-yang-terkena-sidrom-jilboobs ini. Bahkan ada dari mereka yang menulis

" Mendingan gue kemana-mana, ga berjilbab, tapi penampilan gue sopan. Daripada berjilboobs ".

atau

" Gue sih milih jadi cewe nakal, dibanding jadi cewe berjilbab tapi munafik ".

Mereka benar!


Benar-benar tersesat!


Mudah-mudahan mereka masih apal jalan pulang.
Karena ga pernah benar kalau wanita muslim yang sudah baligh itu tidak berhijab! masalah munafik/ga munafik, itu tergantung pada individu lagi.

Gue punya ungkapan buat fenomena ini, kalau " Wanita sekarang kebanyakan bercermin pada muka dan fisiknya, bukan pada hati dan tingkahnya ". Luar biasanya ketika gue tanya

"Kenapa Lu ga berjilbab jeung?",

pasti jawabannya :

"gue belom siap tong"
.

KEREN
kan ?! emang udah pada siap dipanggil Yang Kuasa dalam keadaan diri yang-tahu-aturanNya-tapi-tak-menjalankannya ?! Udah pada siap direbus di neraka?

Huanjerrrrr, sampe ke neraka-neraka gini. Gue nulis ini bukan berarti gue lepas dari dosa-dosa gue di dunia. Gue sadar diri kok, Cuma aja gue udah empet untuk lihat kelakuan mereka, Pelacur teriak Pelacur.

Ga suka sama tata bahasa gue? Neng Geulis, kan udeh gue bilang di awal, ini tulisan gue frontal, ga usah di baca kalo emang tersinggung.

Jadi, Rumus persamaan yang gue bisa simpulkan dari fenomena ini adalah:

* Berjilbab = Wajib hukumnya untuk muslimah yang sudah baligh.
* Melanggar Kewajiban Agama = Dosa
* Dosa = Hal yang dilakukan karena melanggar perintah-Nya
* Melacur = Dosa
* Melacur dengan dalih ekonomi = Dosa
* Tidak Berjilbab = Dosa
* Tidak Berjilbab dengan dalih belum siap = Dosa
* Dosa -> Neraka

.'. Tidak berjilbab = Pelacur

Toh sama-sama tahu larangan agama, masih aja dilakuin. Apa bedanya?











1 komentar:

  1. Numpang Promo Ya kakak ^^

    JOIN US MY BIG BOS ^^
    www.MantapQQ.com

    Rasakan kenyamanan bermain fair play
    member vs member di MantapQQ

    *Bonus Cash Back 0.3% untuk semua player
    *Bonus Refferal 15% seumur hidup

    Minimal Depo WD 20 ribu
    Proses Depo WD tercepat......
    untuk tarik dana bank offline, tetap di proses

    1 User ID untuk 6 Game Populer
    Bandar Q
    Domino99
    Poker Online
    Adu Q
    Capsa Susun
    Bandar Poker

    Info Langsung
    *Pin BBM : 2EA0D276
    *Skype : mantapqq
    *phone : +855 9649-732-59
    *Ym : mantap.qq@yahoo.com

    DAFTAR = www.mantapqq.com

    BalasHapus

Pembaca yang baik ialah pembaca yang meninggalkan komentar dengan ejaan yang tidak rancu untuk dibaca, walaupun tidak sesuai dengan EYD, tapi setidaknya bukan tulisan bercampur huruf, karena ini blog, bukan tempat cetak plat nomor motor/mobil.